PSIKOTERAPI ISLAM
“Hakekat Manusia”
Dosen: Hasbullah, MA
M. Hasbi Ash-Shiddiqi (UB.
160225)
Mahfuz (UB.
160226)
M. Zainal S (UB.
160227)
FAKULTAS DAKWAH
UIN STS JAMBI
TA. 2019/2020
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
a.
Latar
belakang.................................................................................... 2
b.
Rumusan
masalah............................................................................... 2
c.
Tujuan
penulisan................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
manusia............................................................................. 3
B.
Hakikat
manusia menurut islam......................................................... 5
C.
Fitrah
manusia.................................................................................... 8
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN............................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Manusia adalah salah satu ciptaan Allah yang paling sempurna. Diciptakan
dari saripati tanah yang kemudian menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah hingga
akhirnyamenjadi wujud yang sekarang ini.
Salah satu kesempurnaan manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain ialah
adanya akal dan nafsu. Dua hal inilah yang membuat manusia dapat berpikir,
bertanggung jawab, serta memilih jalan hidup, kelebihan-kelebihan ini seperti
yang dijelaskan pada QS Al-Isra 70. Selain itu ada kelebihan lain yang dimiliki
oleh manusia sehingga membuat manusia berbeda dari sesama manusia, yaitu hati.
Jika hati manusia kotor, derajatnya tentu akan sangat rendah di mata Allah
SWT. Namun sebaliknya jika hatinya bersih dari segala perbuatan yang kotor maka
tentu derajatnya akan ditinggikan oleh Allah SWT.
Sebagai makhluk Tuhan tentu manusia selain memiliki hak juga memiliki
kewajiban. Kewajiban yang utama adalah beribadah kepadaAllah SWT yang merupakan
tugas pokok dalam kehidupan manusia hingga apapun yang dilakukan manusia harus
sesuai dengan perintah Allah SWT.
Adapun tanggung jawab manusia diciptakan oleh Allah SWT di dunia ini adalah
sebagai khalifatullah dan sebagai abdi/hamba Allah.
b. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian manusia?
2.
Bagaimana hakikat manusia?
3.
Bagaimana fitrah
manusia ?
c. Tujuan Penulisan
1.
Kita dapat mengetahui
pengertian manusia
2.
Kita dapat mengetahui hakikat
manusia
3.
Kita dapat mengetahui fitrah
manusia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah
SWT. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan
tugas mereka sebagai khalifah di muka dumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa
manusia berasal dari tanah.[1]
Membicarakan tentang manusia dalam pandangan ilmu pengetahuan sangat
bergantung metodologi yang digunakan dan terhadap filosofis yang mendasari.
Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens
(makhluk berkeinginan). Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang
memiliki perilaku interaksi antara komponen biologis (id), psikologis (ego),
dan social (superego). Di dalam diri manusia terdapat unsur animal (hewani),
rasional (akali), dan moral (nilai).
Para penganut teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo mehanibcus
(manusia mesin). Behavior lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme
(aliran yang menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan subjektif dan
psikoanalisis (aliran yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak
nampak). Behavior yang menganalisis perilaku yang nampak saja. Menurut aliran
ini segala tingkah laku manusia terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran
terhadap lingkungannya, tidak disebabkan aspek.
Para penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia
berpikir). Menurut aliran ini manusia tidak di pandang lagi sebagai makhluk
yang bereaksi secara pasif pada lingkungannya, makhluk yang selalu berfikir.
Penganut teori kognitif mengecam pendapat yang cenderung menganggap pikiran itu
tidak nyata karena tampak tidak mempengaruhi peristiwa. Padahal berpikir ,
memutuskan, menyatakan, memahami, dan sebagainya adalah fakta kehidupan
manusia.
Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda dengan
makna manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar,
insan dan al-nas.[2]
Kata basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya al-kahfi :
“innama anaa basyarun mitlukum” (sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia
seperti kamu). Kata basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat biologis,
seperti asalnya dari tanah liat, atau lempung kering (al-hijr : 33 ; al-ruum :
20), manusia makan dan minum (al-mu’minuum : 33).
Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya (al-alaq
: 5), yaitu “allamal insaana maa lam ya’ ” (dia mengajarkan manusia apa yang
tidak diketahuinya). Konsep Islam selalu dihubungkan pada sifat psikologis atau
spiritual manusia sebagai makhluk yang berpikir, diberi ilmu, dan memikul
amanah (al-ahzar : 72). Insan adalah makhluk yang menjadi (becoming) dan terus
bergerak maju ke arah kesempurnaan.
Kata al-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti al-zumar : 27 “walakad
dlarabna linnaasi fii haadzal quraani min kulli matsal” (sesungguhnya telah
kami buatkan bagi manusia dalam al-quran ini setiap macam perumpamaan). Konsep
al-nas menunjuk pada semua manusia sebagai makhluk social atau secara kolektif.
Dengan demikian Al-Quran memandang manusia sebagai makhluk biologis,
psikologis, dan social. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk
social yang tidak biasa hidup tanpa bantuan orang lain dan atau makhluk lain.
Sebenarnya manusia itu terdiri dari 3 unsur yaitu :
1. Jasmani. Terdiri dari air, kapur, angin, api dan tanah.
2. Ruh. Terbuat dari cahaya (nur). Fungsinya hanya untuk menghidupkan
jasmani saja.
3. Jiwa. Manusia memiliki fitrah dalam arti potensi yaitu kelengkapan
yang diberikan pada saat dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia
dapat di kelompokkan pada dua hal yaitu potensi fisik dan potensi rohania. Ibnu
sina yang terkenal dengan filsafat jiwanya menjelaskan bahwa manusia adalah
makhluk sosial dan sekaligus makhluk ekonomi. Manusia adalah makhluk sosial
untuk menyempurnakan jiwa manusia demi kebaikan hidupnya, karena manusia tidak
hidup dengan baik tanpa ada orang lain. Dengan kata lain manusia baru bisa
mencapai kepuasan dan memenuhi segala kepuasannya bila hidup berkumpul bersama
manusia.
B. Hakikat Manusia
Menurut Islam
Makhluk Allah SWT yang paling sempurna didunia ini adalah manusia,
kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan konsekuensi fungsi dan tugas
mereka sebagai khalifah di muka bumi ini. Dalam konsep islam manusia diciptakan
dari intisari tanah dan berkembang didalam kandungan ibu melalui evolusi mani,
darah, daging dan tulang. Setelah masa empat bulan perkembangan dihembuskanlah
ke dalamnya roh atau jiwa. Dengan demikian manusia diciptakan dari dua unsur
yaitu unsur materi yang berupa intisari tanah yang berasal dari muka bumi ini
dan unsur immateri yang berupa roh ataupun jiwayang beralah dari alam gaib.
Kedua unsur ini saling berkaitan apabila kedua unsur tersebut terpisah maka
manusia akan mati.[3]
Adapun hakikat manusia menurut islam berdasarkan substansi penciptaan
adalah sebagai berikut :[4]
1.
Mahkluk Allah yang
paling sempurna
Allah menciptakan manusia dengan segala kesempurnaan dan keunikan, dapat
kita lihat dari segala hal mulai dari fisik dan jiwa manusia. Manusia dibekali
dengan akal budi dan pikiran yang dapat membedakan antara yang baik dan buruk.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat At tin berikut ini
ôs)s9 $uZø)n=y{ z`»|¡SM}$# þÎû Ç`|¡ômr& 5OÈqø)s? ÇÍÈ
“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya “ (QS At tin : 4)
Bahkan Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud di hadapan nabi
Adam As kare akal dan pengetahuan yang dianugerahkan kepadanya.
2.
Manusia Sebagai Bukti
Kekuasaan Allah SWT
Sejak penciptaan manusia yang pertama, Yakni Adam Astelah mengakui bahwa
Allah SWT adalah tuhannya dan hal tersebut mendorong manusia lainnya untuk
beriman kepada Allah SWT. Penciptaan manusia juga mengandung hakikat
menciptakan agama islam sebagai pedoman manusia yang harus menjalani masa
hidupnya dimuka bumi ini. Seluruh ajaran dalam islam diperuntukkan untuk
manusia dan oleh karena itu manusia wajib beriman dan bertaqwa kepada tuhanyang
maha esa yaitu Allah SWT.
3.
Manusia Diciptakan
Sebagai Hamba Allah SWT
Allah SWT menciptakan manusia untuk mengabdi dan menjadikan
hamba yang senantiasa beribadah dan menyebahnya, Sebagaimana yang disebutkan
dalam ayat berikut ini :
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur wÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.”(QS Adz zariyat : 56)
Adapun mengabdi yang dimaksud dalam ayat diatas adalah beribadah yang harus
dilakukan oleh manusia berupa ibadah yang bersifat khusus dan ibadah yang
bersifat umum. Ibadah yang bersifat khusus adalah ibadah yang kita
lakukan dengan niat dan semata - mata kita lakukan hanya untuk Allah SWT,
yang berupa sholat wajib 5 waktu, puasa ramadhan, ibadah haji dan sebagainya
Sedangkan ibadah yang bersifat umum adalah ibadah yang kita lakukan dengan niat
dan kita lakukan untuk Allah SWT yang berdampak pada manusia lain, antara lain
bersedekah, zakat, menjalin silaturahmi dan sebagainya.[5]
4.
Manusia Diciptakan
Allah SWT Sebagai Khalifah
Manusia diciptakan tidak tanpa adanya tugas, manusia harus mengemban amanat
sejak dia dilahirkan di muka bumi dan suatu saat harus mempertanggungjawabkan
semuanya. Tugas hidup manusia adalah kekhalifaan yaitu tugas sebagai wakil
Allah SWT dimuka bumi ini untuk mempelajari ajaran agama islam serta menjaga
dan memelihara alam semesta. Hal ini disebutkan dalam firman Allah SWT dalam
surat Al Baqarah ayat 30 yang berbunyi :
øÎ)ur tA$s% /u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz ( (#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkÏù `tB ßÅ¡øÿã $pkÏù à7Ïÿó¡our uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ÏôJpt¿2 â¨Ïds)çRur y7s9 ( tA$s% þÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB w
tbqßJn=÷ès? ÇÌÉÈ
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat : “Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata : “Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS Al Baqarah :30)
Dengan demikian hidup seorang manusia, hidup seorang muslim diciptakan
untuk selalu menyembah Allah SWT dan melakukan kewajiban – kewajiban
sesuai dengan ajaran agama islam.
C. Fitrah manusia.
Kata fitrah berasal dari kata “sfatara” yang artinya ciptaan, suci dan
seimbang. Kata fitrah dalam arti penciptaan tidak hanya dikaitkan dengan arti
penciptaan fisik dalam konotasi nilai.[6]
Lahirnya fitrah sebagai nilai dasar kebaikan manusia itu dapat dirujukan
pada Al-araf (7): 172.
øÎ)ur xs{r& y7/u .`ÏB ûÓÍ_t/ tPy#uä `ÏB óOÏdÍqßgàß öNåktJÍhè öNèdypkôr&ur #n?tã öNÍkŦàÿRr& àMó¡s9r& öNä3În/tÎ/ ( (#qä9$s% 4n?t/ ¡ !$tRôÎgx© ¡ cr& (#qä9qà)s? tPöqt ÏpyJ»uÉ)ø9$# $¯RÎ) $¨Zà2 ô`tã #x»yd tû,Î#Ïÿ»xî ÇÊÐËÈ
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan
anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka
menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
"Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini
(keesaan Tuhan)",
Fitrah dalam arti potensi, yaitu kelengkapan yang diberikan pada saat
dilahirkan ke dunia. Potensi yang di miliki manusia tersebut dapat di
kelompokkan kepada dua hal, yaitu potensi fisik dan potensi rohaniah. Potensi
fisik manusia telah di jelaskan pada bagian yang lalu sedangkan potensi
rohaniah adalah akal, kalbu dan nafsu. Akal dalam pengertian bahasa Indonesia
berarti pikiran/rasio.[7]
Harun Nasution menyebut akal dalam arti asalnya (bahasa arab yaitu menahan
dan orang akil di zaman zahilliyah yang dikenal dengan darah panasnya dapat
mengambil sikap dan tindakan yang berisi kebijaksanaan dalam mengatasi masalah
yang di hadapinya).
Menurut Al-Ghazali Fitrah manusia:
1. kemampuan dasar sejak lahir yang berpusat pada potensi dasar untuk
berkembang.
2. Potensi dasar yang berkembang secara menyeluruh menggerakkan seluruh aspek
secara mekanik dimana satu sama lain saling mempengaruhi menuju kearah
tertentu.
3. Merupakan komponen dasar yang bersifat dinamis, dan responsif terhadap
pengaruh luar yang meliputi: bakat, insting, hereditas, nafsu, karakter dan
intuisi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan saya mengenai hakikat manusia bahwa manusia itu memang lebih
mulia dibandingkan makhluk lain seperti yang orang lain katakan. Karena manusia
bisa melakukan apa saja dibandingkan makhluk lain. Manusia diberikan kelebihan
yang begitu banyak ketimbang makhluk lain. Salah satu kelebihannya, manusia
selalu menyambung silaturahmi terhadap sesama manusia, saling memaafkan, saling
menghargai sesama. Tetapi banyak juga yang menyombongkan diri karna
kelebihannya tersebut, meremehkan sesama. Padahal dimata Tuhan, derajat kita
sama.
Hakikat manusia dalam Islam sebagai hamba Allah sangat jelas, karna kita
diciptakan oleh Allah dan harus pula mengerjakan perintah serta menjauhi larangan-Nya
sesuai dengan aturan-Nya. Serta sebagai Khalifah yang menjadi generasi penerus
baginda Rasulullah SAW dengan terus belajar, mengamalkannya dan
membudayakannya.
Tetapi dewasa ini, Islam terancam. Apalagi Indonesia termasuk negara yang
terancam keIslamannya akibat pengaruh globalisasi dan westernisasi yang masuk
ke negara kita. Sehingga banyak saudara kita yang meniru gaya asing tersebut
(imitasi) padahal itu tidak benar. Untuk mencegah pengaruh ini, Kita yang
sebagai khalifah perlu melakukan tarbiyah.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, 2005, Ideologi Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Pelajar.
Departemen Agama RI, Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum,
Jakarta : Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2001
Nanih Machendrawaty & Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam,
Jakarta : Rineka Cipta, 2004
Muhammadong. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar : Tim Dosen Pendidikan
Agama Islam Universitas Negeri Makassar.
Abdullah, Abd. Malik. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar : Tim Dosen
Penididikan Agama Islam Universitas Negeri Makassar.
[1] Departemen Agama RI, Pendidikan Agama Islam Pada
Perguruan Tinggi Umum, (Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama
Islam, 2001), hal. 24
[2] Ibid, hal: 31
[3] Abdullah, Abd. Malik.. Pendidikan
Agama Islam. (Makassar : Tim Dosen Penididikan Agama Islam Universitas
Negeri Makassar. 2009), Hal. 27
[4] Muhammadong, Pendidikan
Agama Islam. (Makassar: Tim Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Negeri
Makassar, 2009), Hal. 30
[5] Achmadi, Ideologi
Pendidikan Islam, (Jakarta: Pusaka Pelajar, 2005), Hal: 20
[6]. Nanih Machendrawaty
& Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2004), Hal. 42
[7] Ibid, Hal: 43
Tidak ada komentar:
Posting Komentar