Senin, 06 Mei 2019

Makalah Hakikat Manusia

koncosekosan.blogspot.com
MAKALAH
PSIKOTERAPI ISLAM
“Hakekat Manusia”
Dosen: Hasbullah, MA



Disusun Oleh Kelompok 2:
M. Hasbi Ash-Shiddiqi        (UB. 160225)
Mahfuz                                 (UB. 160226)
M. Zainal S                          (UB. 160227)

JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
UIN STS JAMBI
TA. 2019/2020

            DAFTAR ISI


BAB I PENDAHULUAN
a.       Latar belakang....................................................................................    2
b.      Rumusan masalah...............................................................................    2
c.       Tujuan penulisan.................................................................................    2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian manusia.............................................................................    3
B.     Hakikat manusia menurut islam.........................................................    5
C.     Fitrah manusia....................................................................................    8
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN............................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA










BAB I
PENDAHULUAN



a.      Latar Belakang
Manusia adalah salah satu ciptaan Allah yang paling sempurna. Diciptakan dari saripati tanah yang kemudian menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah hingga akhirnyamenjadi wujud yang sekarang ini.
Salah satu kesempurnaan manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain ialah adanya akal dan nafsu. Dua hal inilah yang membuat manusia dapat berpikir, bertanggung jawab, serta memilih jalan hidup, kelebihan-kelebihan ini seperti yang dijelaskan pada QS Al-Isra 70. Selain itu ada kelebihan lain yang dimiliki oleh manusia sehingga membuat manusia berbeda dari sesama manusia, yaitu hati.
Jika hati manusia kotor, derajatnya tentu akan sangat rendah di mata Allah SWT. Namun sebaliknya jika hatinya bersih dari segala perbuatan yang kotor maka tentu derajatnya akan ditinggikan oleh Allah SWT.
Sebagai makhluk Tuhan tentu manusia selain memiliki hak juga memiliki kewajiban. Kewajiban yang utama adalah beribadah kepadaAllah SWT yang merupakan tugas pokok dalam kehidupan manusia hingga apapun yang dilakukan manusia harus sesuai dengan perintah Allah SWT.
Adapun tanggung jawab manusia diciptakan oleh Allah SWT di dunia ini adalah sebagai khalifatullah dan sebagai abdi/hamba Allah.
b.      Rumusan Masalah
1.         Apa pengertian manusia?
2.         Bagaimana hakikat manusia?
3.         Bagaimana fitrah manusia ?
c.       Tujuan Penulisan
1.         Kita dapat mengetahui pengertian manusia
2.         Kita dapat mengetahui hakikat manusia
3.         Kita dapat mengetahui fitrah manusia
BAB II
PEMBAHASAN



A.    Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka dumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah.[1]
Membicarakan tentang manusia dalam pandangan ilmu pengetahuan sangat bergantung metodologi yang digunakan dan terhadap filosofis yang mendasari.
Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens (makhluk berkeinginan). Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang memiliki perilaku interaksi antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan social (superego). Di dalam diri manusia terdapat unsur animal (hewani), rasional (akali), dan moral (nilai).
Para penganut teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo mehanibcus (manusia mesin). Behavior lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (aliran yang menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan subjektif dan psikoanalisis (aliran yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak nampak). Behavior yang menganalisis perilaku yang nampak saja. Menurut aliran ini segala tingkah laku manusia terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran terhadap lingkungannya, tidak disebabkan aspek.
Para penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia berpikir). Menurut aliran ini manusia tidak di pandang lagi sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif pada lingkungannya, makhluk yang selalu berfikir. Penganut teori kognitif mengecam pendapat yang cenderung menganggap pikiran itu tidak nyata karena tampak tidak mempengaruhi peristiwa. Padahal berpikir , memutuskan, menyatakan, memahami, dan sebagainya adalah fakta kehidupan manusia.
Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda dengan makna manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar, insan dan al-nas.[2]
Kata basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya al-kahfi : “innama anaa basyarun mitlukum” (sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu). Kata basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat biologis, seperti asalnya dari tanah liat, atau lempung kering (al-hijr : 33 ; al-ruum : 20), manusia makan dan minum (al-mu’minuum : 33).
Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya (al-alaq : 5), yaitu “allamal insaana maa lam ya’ ” (dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya). Konsep Islam selalu dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual manusia sebagai makhluk yang berpikir, diberi ilmu, dan memikul amanah (al-ahzar : 72). Insan adalah makhluk yang menjadi (becoming) dan terus bergerak maju ke arah kesempurnaan.
Kata al-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti al-zumar : 27 “walakad dlarabna linnaasi fii haadzal quraani min kulli matsal” (sesungguhnya telah kami buatkan bagi manusia dalam al-quran ini setiap macam perumpamaan). Konsep al-nas menunjuk pada semua manusia sebagai makhluk social atau secara kolektif.
Dengan demikian Al-Quran memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, dan social. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk social yang tidak biasa hidup tanpa bantuan orang lain dan atau makhluk lain.



Sebenarnya manusia itu terdiri dari 3 unsur yaitu :
1.      Jasmani. Terdiri dari air, kapur, angin, api dan tanah.
2.      Ruh. Terbuat dari cahaya (nur). Fungsinya hanya untuk menghidupkan jasmani saja.
3.      Jiwa. Manusia memiliki fitrah dalam arti potensi yaitu kelengkapan yang diberikan pada saat dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia dapat di kelompokkan pada dua hal yaitu potensi fisik dan potensi rohania. Ibnu sina yang terkenal dengan filsafat jiwanya menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk sosial dan sekaligus makhluk ekonomi. Manusia adalah makhluk sosial untuk menyempurnakan jiwa manusia demi kebaikan hidupnya, karena manusia tidak hidup dengan baik tanpa ada orang lain. Dengan kata lain manusia baru bisa mencapai kepuasan dan memenuhi segala kepuasannya bila hidup berkumpul bersama manusia.

B.      Hakikat Manusia Menurut Islam
Makhluk Allah SWT yang paling sempurna didunia ini adalah manusia, kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka bumi ini. Dalam konsep islam manusia diciptakan dari intisari tanah dan berkembang didalam kandungan ibu melalui evolusi mani, darah, daging dan tulang. Setelah masa empat bulan perkembangan dihembuskanlah ke dalamnya roh atau jiwa. Dengan demikian manusia diciptakan dari dua unsur yaitu unsur materi yang berupa intisari tanah yang berasal dari muka bumi ini dan unsur immateri yang berupa roh ataupun jiwayang beralah dari alam gaib. Kedua unsur ini saling berkaitan apabila kedua unsur tersebut terpisah maka manusia akan mati.[3]
Adapun hakikat manusia menurut islam berdasarkan substansi penciptaan adalah sebagai berikut :[4]
1.      Mahkluk Allah yang paling sempurna
Allah menciptakan manusia dengan segala kesempurnaan dan keunikan, dapat kita lihat dari segala hal mulai dari fisik dan jiwa manusia. Manusia dibekali dengan akal budi dan pikiran yang dapat membedakan antara yang baik dan buruk. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat At tin berikut ini
ôs)s9 $uZø)n=y{ z`»|¡SM}$# þÎû Ç`|¡ômr& 5OƒÈqø)s? ÇÍÈ  
“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya “ (QS At tin : 4)
Bahkan Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud di hadapan nabi Adam As kare akal dan pengetahuan yang dianugerahkan kepadanya.

2.      Manusia Sebagai Bukti Kekuasaan  Allah SWT
Sejak penciptaan manusia yang pertama, Yakni Adam Astelah mengakui bahwa Allah SWT adalah tuhannya dan hal tersebut mendorong manusia lainnya untuk beriman kepada Allah SWT. Penciptaan manusia juga mengandung hakikat menciptakan agama islam sebagai pedoman manusia yang harus menjalani masa hidupnya dimuka bumi ini. Seluruh ajaran dalam islam diperuntukkan untuk manusia dan oleh karena itu manusia wajib beriman dan bertaqwa kepada tuhanyang maha esa yaitu Allah SWT.


3.      Manusia Diciptakan Sebagai Hamba Allah SWT
Allah  SWT menciptakan manusia untuk mengabdi dan menjadikan hamba yang senantiasa beribadah dan menyebahnya, Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat berikut ini :
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ  
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”(QS Adz zariyat : 56)
Adapun mengabdi yang dimaksud dalam ayat diatas adalah beribadah yang harus dilakukan oleh manusia berupa ibadah yang bersifat khusus dan ibadah yang bersifat umum. Ibadah yang bersifat khusus adalah ibadah yang kita lakukan dengan niat dan semata - mata kita lakukan hanya untuk Allah SWT, yang berupa sholat wajib 5 waktu, puasa ramadhan, ibadah haji dan sebagainya Sedangkan ibadah yang bersifat umum adalah ibadah yang kita lakukan dengan niat dan kita lakukan untuk Allah SWT yang berdampak pada manusia lain, antara lain bersedekah, zakat, menjalin silaturahmi dan sebagainya.[5]

4.      Manusia Diciptakan Allah SWT Sebagai Khalifah
Manusia diciptakan tidak tanpa adanya tugas, manusia harus mengemban amanat sejak dia dilahirkan di muka bumi dan suatu saat harus mempertanggungjawabkan semuanya. Tugas hidup manusia adalah kekhalifaan yaitu tugas sebagai wakil Allah SWT dimuka bumi ini untuk mempelajari ajaran agama islam serta menjaga dan memelihara alam semesta. Hal ini disebutkan dalam firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 30 yang berbunyi :
øŒÎ)ur tA$s% š/u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz ( (#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkŽÏù `tB ßÅ¡øÿム$pkŽÏù à7Ïÿó¡our uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ÏôJpt¿2 â¨Ïds)çRur y7s9 ( tA$s% þÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB Ÿw tbqßJn=÷ès? ÇÌÉÈ  

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat : “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata : “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS Al Baqarah :30)
Dengan demikian hidup seorang manusia, hidup seorang muslim diciptakan untuk selalu menyembah  Allah SWT dan melakukan kewajiban – kewajiban sesuai dengan ajaran agama islam.

C.    Fitrah manusia.
Kata fitrah berasal dari kata “sfatara” yang artinya ciptaan, suci dan seimbang. Kata fitrah dalam arti penciptaan tidak hanya dikaitkan dengan arti penciptaan fisik dalam konotasi nilai.[6]
Lahirnya fitrah sebagai nilai dasar kebaikan manusia itu dapat dirujukan pada Al-araf (7): 172.
øŒÎ)ur xs{r& y7/u .`ÏB ûÓÍ_t/ tPyŠ#uä `ÏB óOÏdÍqßgàß öNåktJ­ƒÍhèŒ öNèdypkô­r&ur #n?tã öNÍkŦàÿRr& àMó¡s9r& öNä3În/tÎ/ ( (#qä9$s% 4n?t/ ¡ !$tRôÎgx© ¡ cr& (#qä9qà)s? tPöqtƒ ÏpyJ»uŠÉ)ø9$# $¯RÎ) $¨Zà2 ô`tã #x»yd tû,Î#Ïÿ»xî ÇÊÐËÈ  
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
Fitrah dalam arti potensi, yaitu kelengkapan yang diberikan pada saat dilahirkan ke dunia. Potensi yang di miliki manusia tersebut dapat di kelompokkan kepada dua hal, yaitu potensi fisik dan potensi rohaniah. Potensi fisik manusia telah di jelaskan pada bagian yang lalu sedangkan potensi rohaniah adalah akal, kalbu dan nafsu. Akal dalam pengertian bahasa Indonesia berarti pikiran/rasio.[7]
Harun Nasution menyebut akal dalam arti asalnya (bahasa arab yaitu menahan dan orang akil di zaman zahilliyah yang dikenal dengan darah panasnya dapat mengambil sikap dan tindakan yang berisi kebijaksanaan dalam mengatasi masalah yang di hadapinya).
Menurut Al-Ghazali Fitrah manusia:
1.      kemampuan dasar sejak lahir yang berpusat pada potensi dasar untuk berkembang.
2.      Potensi dasar yang berkembang secara menyeluruh menggerakkan seluruh aspek secara mekanik dimana satu sama lain saling mempengaruhi menuju kearah tertentu.
3.      Merupakan komponen dasar yang bersifat dinamis, dan responsif terhadap pengaruh luar yang meliputi: bakat, insting, hereditas, nafsu, karakter dan intuisi.



BAB III
PENUTUP


Kesimpulan
Kesimpulan saya mengenai hakikat manusia bahwa manusia itu memang lebih mulia dibandingkan makhluk lain seperti yang orang lain katakan. Karena manusia bisa melakukan apa saja dibandingkan makhluk lain. Manusia diberikan kelebihan yang begitu banyak ketimbang makhluk lain. Salah satu kelebihannya, manusia selalu menyambung silaturahmi terhadap sesama manusia, saling memaafkan, saling menghargai sesama. Tetapi banyak juga yang menyombongkan diri karna kelebihannya tersebut, meremehkan sesama. Padahal dimata Tuhan, derajat kita sama.
Hakikat manusia dalam Islam sebagai hamba Allah sangat jelas, karna kita diciptakan oleh Allah dan harus pula mengerjakan perintah serta menjauhi larangan-Nya sesuai dengan aturan-Nya. Serta sebagai Khalifah yang menjadi generasi penerus baginda Rasulullah SAW dengan terus belajar, mengamalkannya dan membudayakannya.
Tetapi dewasa ini, Islam terancam. Apalagi Indonesia termasuk negara yang terancam keIslamannya akibat pengaruh globalisasi dan westernisasi yang masuk ke negara kita. Sehingga banyak saudara kita yang meniru gaya asing tersebut (imitasi) padahal itu tidak benar. Untuk mencegah pengaruh ini, Kita yang sebagai khalifah perlu melakukan tarbiyah.









DAFTAR PUSTAKA


Achmad, 2005, Ideologi Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Pelajar.
Departemen Agama RI, Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, Jakarta : Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2001
Nanih Machendrawaty & Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam, Jakarta : Rineka Cipta, 2004
Muhammadong. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar : Tim Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Negeri Makassar.
Abdullah, Abd. Malik. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar : Tim Dosen Penididikan Agama Islam Universitas Negeri Makassar.
 



[1] Departemen Agama RI, Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, (Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2001), hal. 24

[2] Ibid, hal: 31
[3] Abdullah, Abd. Malik.. Pendidikan Agama Islam. (Makassar : Tim Dosen Penididikan Agama Islam Universitas Negeri Makassar. 2009), Hal. 27

[4] Muhammadong,  Pendidikan Agama Islam. (Makassar: Tim Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Negeri Makassar, 2009), Hal. 30

[5] Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Pusaka Pelajar, 2005), Hal: 20
[6]. Nanih Machendrawaty & Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Hal. 42

[7] Ibid, Hal: 43

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makalah Hakikat Manusia

koncosekosan.blogspot.com MAKALAH PSIKOTERAPI ISLAM “Hakekat Manusia” Dosen: Hasbullah, MA Disusun Oleh Kelom...